Senin, 08 Agustus 2011

Urgensi Al-Qudwah di Jalan Dakwah

Judul Buku : ; Mega Proyek Menuju Realisasi Cita-cita Dakwah
Judul Asli : Al-Qudwatu ala Thariqi Ad-Da’wati
Penulis : Syaikh Musthafa Masyhur
Penerjemah : Fadhli Bahri, Lc
Penerbit : An-Nadwah
Cetakan Ke : 1
Tahun Terbit : Desember 2009
Tebal Buku : 226 halaman

dakwatuna.com - Kita sedang meletakkan pondasi kokoh untuk bangunan besar yang merupakan mega proyek dakwah. Peletakan dasar pondasi setiap bangunan adalah tahapan paling krusial dan sulit dalam proses pembangunan sebuah bangunan. Sedangkan bangunan yang hendak dibangun itu adalah daulah islamiyah, khilafah islamiyah. Tetapi kita tidak menginginkan daulah atau khilafah yang sekedar simbol tanpa substansi. Juga bukan daulah atau khilafah rapuh yang sekali berdiri kemudian dengan mudah dirobohkan kembali, diporakporandakan musuh-musuh Islam.


Daulah dan khilafah itu haruslah islamiyah, dengan segala makna yang ada pada kata Islam. Itu berarti sebuah tata dunia baru yang rahmatan lil ‘alamin. Itu berarti peradaban yang kuat untuk mempertahankan eksistensinya dari segala upaya destruktif yang hendak menghancurkannya. Karenanya, ia harus dibangun dari individu, keluarga, masyarakat, dan pemerintahan yang sehat, kokoh dan tangguh.

Berangkat dari pemikiran inilah, maka qudwah (teladan) di jalan dakwah menjadi sangat urgen. Untuk peletakan pondasi itu kita membutuhkan individu muslim teladan, rumah tangga muslim teladan dan masyarakat muslim teladan sehingga pemerintahan Islam teladan berdiri tegak di atas pondasi yang kokoh, kemudian meluas di level seluruh umat Islam. Setelah itu, berdirilah pemerintahan-pemerintahan Islam yang bersedia masuk dalam perdamaian dengan pemerintahan Islam lain seperti dirinya dalam rangka membentuk Daulah Islamiyah.

Dalam konteks proses dakwah seperti di atas, buku Urgensi Al-Qudwah di Jalan Dakwah ini menjadi referensi yang sangat penting. Bukan hanya bagi aktivis dakwah, tetapi juga bagi gerakan dakwah. Di dalam buku Urgensi Al-Qudwah di Jalan Dakwah ini dijelaskan bagaimana karakter kader dakwah muslim teladan, keluarga muslim teladan, suami dan ayah muslim teladan, istri dan ibu muslim teladan, kader murabbi teladan, sampai jamaah Islam teladan.

Syaikh Musthafa Masyhur juga menjelaskan berbagai profesi agar menjadi teladan. Di antaranya adalah guru/dosen muslim teladan, wartawan muslim teladan, penulis muslim teladan, dokter muslim teladan, praktisi hukum muslim teladan, pedagang teladan, dan karyawan teladan.

Sebelum menjelaskan karakter-karakter teladan pada tiap subyek di atas, Syaikh Musthafa Masyhur mengawali bukunya dengan “teori keteladanan.” Bahwa manusia yang diberi nikmat indra dan akal oleh Allah SWT bisa mendapatkan petunjuk dan keteladanan. Dan, umumnya setiap dakwah dan seruan akan lebih efektif ketika ada keteladanan aplikatif. (qudwah amaliyah).

Teori lain yang ditulis di awal adalah kebiasaan orang lemah meniru orang kuat. Teori ini sejalan dengan teorinya Ibnu Khaldun dalam Muqaddimah. Seperti anak kecil yang meniru orang dewasa, demikianlah orang yang lemah pendirian akan meniru orang-orang kuat; sama halnya negara-negara lemah dan terjajah meniru negara-negara besar dan maju. Ketika yang dapat ditangkap oleh orang-orang berjiwa lemah itu adalah keburukan saja, maka mereka akan mengikuti keburukan. Namun saat mereka melihat keteladanan positif dari orang-orang kuat dan pejuang dakwah, itu pun akan mempengaruhi kehidupannya. Dan di sinilah letak pentingnya keteladanan.

Merupakan nikmat dari Allah dalam pandangan Syaikh Musthafa Masyhur, bahwa kondisi umat Islam saat buku ini ditulis sudah lebih baik dari beberapa waktu sebelumnya. Dan ini adalah buah dari dakwah dan keteladanan. Dai-dai Islam, seperti Hasan Al-Banna, Abul A’la Al-Maududi, dan tokoh-tokoh lain serta gerakan-gerakan Islam telah memberikan keteladanannya dalam jalan dakwah, dan hasilnya bisa dirasakan umat ini. Meneladani jejak Rasulullah SAW, seharusnya setiap kader dan jamaah dakwah menjadi teladan bagi mad’u-nya, menjadi teladan bagi umat yang didakwahinya.

Buku Urgensi Al-Qudwah di Jalan Dakwah ini penting dibaca kader dakwah. Karena, sekali lagi, bukan hanya menjelaskan urgensi qudwah (keteladanan) tetapi juga bagaimana mengaplikasikannya. Ia menjadi karya berharga dari seorang ulama dakwah yang kaya akan pengalaman di medan perjuangan. Semoga kita dimudahkan Allah menjadi muslim teladan dan bersama-sama mengokohkan jamaah Islam teladan. (Abu Nida )